Singgahlah di Riyadhul Jannah
Disampaikan oleh Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf hafizhahullahu ta’ala:
Tidak ada yang mau duduk di majelis ilmu, memenuhi halaqah-halaqah ilmu, perkumpulan-perkumpulan ilmu, kecuali orang-orang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan taufiq kepadanya untuk mendapatkan rahmat dan ketenangan dalam dirinya.
Nabi ‘Alaihis Shollatu wa Salam menyatakan:
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah berkumpul suatu kaum di salah satu rumah dari rumah-rumah-Nya Allah, mereka membaca kitab Allah, dan mempelajarinya, melainkan akan turun ke tengah-tengah mereka ketenangan. Mereka akan diliputi oleh rahmat Allah, mereka akan dikelilingi oleh para malaikat, mereka akan dibanggakan (disebut-sebut) oleh Allah di sisi makhluk yang terdekat dengan-Nya.
Bersyukurlah kepada Allah. Ketika kita masih mencintai ilmu, ketika dalam hati kita masih ada perhatian kepada ilmu. Bersyukurlah kepada Allah Azza wa Jal, ketika kita masih diberi kesempatan untuk bisa keluar dari rumah kita dalam rangka menuntut ilmu. Bersyukurlah kepada Allah Azza wa Jal, ketika Allah mudahkan langkah kaki kita menuju halaqah ilmu dan duduk di dalamnya mendengarkan ilmu agama, karena itulah kebaikan, di situlah kebaikan.
Nabi ‘Alaihis Shallatu wa Salam mengatakan:
إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا
“Kalau kalian melewati taman surga maka singgahlah (datangi taman surga itu).
Ada yang bertanya kepada beliau shallallahu alaihi wasallam,
قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ
‘Apa yang dimaksud taman surga itu?’. Beliau shallallahu alaihi wasallam menjawab halaqah-halaqah dzikir (majelis-majelis ilmu).'”
Majelis ilmu (halaqah ilmu) adalah salah satu taman surga yang ada di dunia. Orang-orang yang menyempatkan dirinya untuk bisa duduk di majelis ilmu maka ia merasakan taman surga yang ada di dunia. Sebelum pada akhirnya nanti merasakan taman surga yang sesungguhnya.
Suatu ketika shahabat yang mulia, shahabat Abu Hurairah radhiyallahu ta’ala anhu, masuk ke pasar di kota Madinah. Kemudian beliau radhiyallahu ta’ala anhu berkata, “Sungguh kalian semua lemah, (betapa lemahnya kalian, betapa tidak berdayanya kalian).” Orang-orang yang ada di pasar kemudian bertanya kepada beliau, “Ada apa wahai Abu Hurairah? Kenapa engkau katakan seperti ini?” Beliau radhiyallahu ta’ala anhu menjawab, “Di sana ada warisan Nabi sedang dibagi-bagikan sementara kalian masih saja tetap bertahan di sini, tidakkah kalian pergi ke sana untuk kemudian kalian ambil apa yang menjadi bagian kalian?”
Orang-orang yang ada di pasar kemudian kaget dan bertanya, “Di mana wahai Abu Hurairah?”.
Beliau radhiyallahu ta’ala anhu mengatakan, “Di masjid”. Seketika itu semua orang yang ada di pasar kemudian pergi ke masjid yang ditunjukkan oleh shahabat Abu Hurairah sementara shahabat Abu Hurairah masih tetap berdiri di tempatnya.
Tidak lama kemudian orang-orang datang lagi, kembali lagi ke pasar. Kemudian mereka berkata, “Apa-apaan Anda wahai Abu Hurairah? Anda katakan tadi bahwa warisan Nabi sedang dibagi-bagikan di masjid. Kami tidak mendapati ada warisan yang dibagikan di sana.”
Shahabat Abu Hurairah kemudian bertanya kepada mereka, “Adakah kalian melihat orang di masjid?”.
Mereka menjawab, “Ya, kami melihat ada yang sholat, ada yang baca Al-Qur’an, ada yang berkumpul menyinggung soal perkara halal haram.”
Shahabat Abu Hurairah kemudian mengatakan, “Celakalah kalian, itulah yang dimaksud dengan warisan Nabi yang sedang dibagi-bagikan di masjid.”
Nabi alaihi shallatu wassalam mengatakan,
فَمنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحظٍّ وَافِرٍ
Siapa yang berhasil mendapat warisan itu, sungguh dia mendapat bagiannya yang sempurna.