Kasih Sayang Ayah
(33)
*Kasih Sayang Ayah*
Semula hanya membaca.Lewat begitu saja.Kurang atau bahkan tak mampu memahami makna.
Surat Yusuf dalam Al Quran benar-benar menggambarkan realita kehidupan.Nyata.Sungguh-sungguh ada.Seolah tidak ada warna kehidupan yang tidak tersentuh.
Surat Yusuf memang menyejukkan.Mengajak kita berdamai dengan problematika.Pantas saja jika ada riwayat tentang Umar bin Khatab dan Utsman bin Affan yang sering membacanya saat shalat.
Di awal surat,Allah telah menetapkan kisah nabi Yusuf sebagai kisah terbaik.
Ada satu hal yang menarik bagi saya beberapa waktu terakhir ini.
Nabi Ya’qub yang kehilangan penglihatan karena terpisah dengan anaknya,yaitu nabi Yusuf,telah membuka kenyataan bahwa rasa sedih dan rindu dapat berdampak kepada badan.
Begitupun ketika nabi Ya’qub sembuh dan dapat melihat kembali.Apa sebabnya? Mencium aroma badan nabi Yusuf yang terdapat pada pakaian yang dikirimkan.
Senang,bahagia dan tentram adalah obat terbaik.
Menurut As Sa’dii,ahli tafsir zaman ini, kisah nabi Yusuf menunjukkan bahwa suatu penyakit bisa sembuh dengan obat-obatan fisik juga bisa sembuh dengan obat rabbaniyyah (kasih sayang Allah).
Oleh sebab itu,selain berikhtiar dengan obat-obatan yang kita kenal,jangan lupakan bahwa kesembuhan itu hanya dari Allah Ta’ala.
Buatlah dirimu senang! Bikin pikiranmu tenang! Hatimu harus tentram.Dan,tidak ada yang lebih bisa menentramkan dibanding ibadah.
Kurangi beban pikiranmu! Jalani kegiatan semampumu! Buatlah rencana sekadar bisa mu! Jangan terlalu memaksakan diri!
****
Sosok ayah pada diri nabi Ya’qub menjadi inspirasi.
Rupanya ; kasih sayang dan cinta seorang ayah kepada anaknya memang dahsyat.Sungguh luar biasa.
Saya teringat mendiang ayah saya yang saat berbicara di gagang telepon atau mengirim sepucuk surat,sangat singkat yang beliau sampaikan.Tidak panjang lebar.
Rebat cekap! Itulah pembuka surat-surat ayah saya.
Seorang ayah hatinya perasa jika berbicara tentang anak.Ia sangat lemah jika berpisah dengan anak.Rasanya ingin menangis saja,namun ia sembunyikan.
Seorang ayah merahasiakan tangisan itu di hati.Sebab,ia paham,ayah harus menguatkan,mesti menenangkan dan berusaha tidak menyusahkan anaknya.
Terkadang ayah terlihat cuek,padahal pikirannya selalu pada anak.Seolah-olah ayah kurang perhatian karena kesibukan,padahal ia merasa tersiksa karena tak bisa memberi banyak waktu untuk anaknya.
Kesannya ayah itu keras atau galak,padahal ia ingin menyampaikan pesan bahwa,”Nak,jangan takut dan jangan cemas! Ada aku ayahmu yang akan selalu menjagamu”
Jika dihitung,ayah mungkin lebih sedikit berbicara.Karena ia lebih banyak berpikir tentang masa depan anaknya.
Apalagi jika anaknya perempuan.
Sudah berulang kali saya menyaksikan seorang ayah yang menangis saat menikahkan anaknya berucap ijab kabul.
Semoga Allah Ta’ala merahmati ayah kita yang sudah wafat.Semoga Allah beri kesabaran untuk ayah kita yang masih hidup.
Dek,saya tulis ini sekadar mengingatkan bahwa ayahmu adalah orang hebat.Ayahmu selalu menginginkan kebaikan untukmu.Jangan merasa dibuang ketika ayahmu memintamu untuk masuk pesantren.
Ingat,ayahmu selalu mendoakanmu.
Dieng yang sejuk.12 Maret 2021