Cinta Dunia? Bersiaplah untuk Sengsara!
Ada yang berusaha mendapatkan apa yang dia mau, ngorbanin ini dan itu, tapi tetap saja nggak dapet, dan akhirnya kecewa.
Ada yang sudah mendapatkan apa yang dia mau, dan dia senang atas apa yang dia miliki.
Tapi apakah merasa tenang? Nggak! ada was-was, takut kehilangan, dan dia berusaha menjaga itu.
Dan setelah dia jaga, lama-lama mulai berkurang rasa senangnya dan akhirnya sudah mulai merasa biasa saja.
Berjalanya waktu, yang dia miliki selesai, hilang, rusak, dan pergi.
Setelah itu, dia mulai mengejar sesuatu yang lain. Lagi-lagi dengan mati-matian, kerja keras, banting tulang, berangkat pagi pulang malam, mengerahkan seluruh waktu dan kekuatan. Lagi lagi demi mendapatkan kenikmatan yang semu, hilang, rusak, dan pergi.
Begitu saja kehidupannya, Tanpa ada tujuan yang jelas.
Sampai benar-benar mengaku kelelahan..
Ya, begitulah dunia cuma bisa memberi kesenangan semu atau kelelahan, dan kekecewaan.
Sedangkan Menghilangkan rasa kepemilikan terhadap dunia ini, akan berbuah ketenangan. Sebaliknya, semakin kita merasa memiliki bahkan mencintai merupakan sember kesengsaraan.
حب الدنيا، والمال وطلبه أصل كل سيئة.
“cinta dunia dan harta, serta menuntutnya merupakan pangkal segala kejelekan.”
(Ibnul-qoyyim/Miftáh Dáris Sa‘ádah, 1/419)
Semua perasaan negatif seperti setres, kecewa, hilang harap, kehilangan, galau, itu semua karena kecintaan kita terhadap dunia ini. Karena kita menganggap dunia ini segalanya, gak boleh gagal hidup di dunia, harus sukses, dll.
Sedangkan orang-orang yang paling bahagia adalah mereka yang menganggap bahwa, dunia ini hanyalah ladang beramal untuk menuju kehidupan yang sesungguhnya yaitu surga.
Sehingga ketika mereka mendapat bagian yang sedikit dari dunia, mereka tidak akan merasa kecewa, galau, dan sengsara.
Karena mereka beriman;
“وللآخرة خير لك من الأولى”
“Dan kehidupan akhirat (jauh) lebih baik bagimu daripada kehidupan dunia.”
(Qs. Ad-dhuha:4)
Sumber: https://t.me/Kaa_tib/22