Apa Cita-citamu, Kawan?
Pertanyaan ini sudah tidak asing lagi. Sering ditanyakan, biasa disampaikan.
Adapun jawabannya, masing-masing insan berbeda antara satu dengan yang lain.
Secara umum cita-cita itu terbagi dua.
Cita-cita Rendah
Yaitu setiap cita-cita yang terbatas pada perkara dunia.
Menjadi orang terkaya, menjadi orang paling terkenal dan lain sebagainya.
Seandainya pun bisa terwujud, perlu kamu ketahui pencapaianmu tak lebih bernilai dari satu sayap nyamuk dan bangkai kambing.
Rasulullah ﷺ bersabda,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ عَلَى صَاحِبِهَا، وَلَوْ كَانَتِ الدُّنْيَا تَعْدِلُ عِنْدَ اللَّهِ جَنَاحَ بَعُوضَةٍ مَا سَقَى كَافِرًا مِنْهَا شَرْبَةَ مَاءٍ
“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, dunia lebih ringan di sisi Allah daripada rendahnya bangkai kambing menurut manusia. Seandainya dunia setara dengan satu sayap nyamuk niscaya Allah tidak akan memberi seteguk air pun kepada orang kafir.” (Al-Mustadrak 4/341)
Cita-cita Luhur dan Tinggi
Yaitu setiap cita-cita yang bermuara kepada kehidupan akhirat.
Menjadi teman Rasulullah ﷺ di surga, memakaikan mahkota kemuliaan kepada kedua orang tua, menjadi salah satu penghuni surga Firdaus.
Subhanallah betapa mulia cita-citanya…
Rabi’ah bin Ka’ab Al-Aslami radhiyallahu’anhu salah satu figur yang harus diteladani oleh para pemuda.
Seorang sahabat yang hidup sebatang kara, tidak punya harta dan keluarga namun memiliki cita-cita yang sangat mulia.
Nabi Muhammad ﷺ pernah memberikan kesempatan agar dia menyampaikan satu permintaan.
Setelah meminta waktu selama tiga hari untuk berfikir, akhirnya Rabi’ah (dengan mantap) menyampaikan permintaannya,
أسألك مرافقتك في الجنة
“Yang aku pinta adalah menjadi temanmu di surga”. (Hilyatul Auliya 2/31)
Seorang penyair pernah mengatakan,
فانهض إلى صهوات المجد معتليا …
فالباز لم يأو إلّا عالي القلل…
“Bangkitlah untuk meraih kemuliaan setinggi mungkin…
Karena burung elang tidak hinggap kecuali di puncak-puncak tertinggi…”
(Ilmu Ma’ani 79)
Hei anak muda!!
Jadilah seperti burung elang tidak hinggap kecuali di puncak-puncak tertinggi!
Jadilah pribadi mulia, pemilik cita-cita luhur dan mulia.
Terus istiqamahlah di jalan thalabul ilmi, karena thalabul ilmi adalah jalan terbaik untuk menggapai cita-cita mulia.
✍️ Abu Rabi’ Shalih
Manado, 7 Rajab 1445
•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•