Keluarga, Nikah, Wanita

Istri Adalah Ketenangan

โœ๐Ÿป Al-Khaththab ibnul Ma’ali al-Makhzumi rahimahullah pernah mewasiatkan kepada putranya, 

ูŠุง ุจูู†ูŠู‘ ุฅู†ู‘ ุฒูŽูˆุฌุฉูŽ ุงู„ุฑู‘ุฌู„ู ุณูŽูƒูŽู†ูู‡ูุŒ ูˆู„ุง ุนูŽูŠู’ุดูŽ ู„ู‡ ู…ุน ุฎูู„ุงููู‡ุงุ› ูุฅุฐุง ู‡ูŽู…ูŽู…ู’ุชูŽ ุจู†ูƒุงุญู ุงู…ู’ุฑุฃุฉู ููŽุณูŽู„ู’ ุนูŽู† ุฃู‡ู„ูู‡ุงุŒ ูุฅู†ู‘ ุงู„ุนูุฑููˆู‚ูŽ ุงู„ุทู‘ูŠู‘ุจุฉ ุชูู†ู’ุจูุชู ุงู„ุซูู‘ู…ุงุฑ ุงู„ุญูู„ูˆุฉู

“Nak, istri adalah ketenangan bagi seseorang. Tidak ada kehidupan baginya jika terus bertengkar dengan istrinya. 

Saat engkau hendak menikahi wanita, tanyalah mengenai keluarganya. Sungguh, akar yang baik akan menumbuhkan buah yang manis.”

๐Ÿ“š Raudhatul ‘Uqala, hlm. 202

Sumber: https://t.me/forumsalafy/23495